100 Blog Indonesia Terbaik

Kamis, 24 Januari 2013

Electric Car Not Popular?

  Belum lama ini Tuxuci Dahlan Iskan mengalami kecelakaan karena rem blong. Sebenarnya mobil listrik itu punya rem regeneratif seperti engine break pada mobil konvensional. Biasanya penyebab utama pada turunan rem diinjak terus sehingga menyebabkan rem sangat panas hingga blong.
   Tetapi jika dilihat secara perspektif lebih luas, penggunaan mobil listrik tidak pernah digemborkan atau di promosikan secara besar-besaran. Padahal ada beberapa mobil listrik yang sudah diproduksi, malah beberapa adalah tipe supercar. Ada beberapa alasan kenapa mobil listrik seperti di 'kebiri':
  • Mobil Listrik Cepat Rusak
   Faktanya, dengan 85KWh performance dapat garansi selama 8 tahun(mobil Tesla), dan penggunaan body alumunium menguntungkan karena tidak menimbulkan karat.
  • Profit Sedikit
   Karena komponen mobil listrik lebih sedikit daripada mobil konvensional, dan maintenance lebih mudah. Sehingga pembelian spare part dan service akan berkurang. Yang tentunya akan mengurangi revenue perusahaan itu sendiri.
  • Jarak Tempuh Pendek
   Faktanya, saat ini mobil listrik sudah mampu menempuh 300 miles.
  • Harganya Mahal
   Untuk harga beli memang mahal, tetapi dengan biaya operasional dan maintenance yang minim,di masa depan lebih untung jika harga minyak melambung tinggi.
  • Charge Mobil Lama
   Faktanya, saat ini untuk menempuh 100km dapat di charge selama 1 jam 240volt
  • Perusahaan-perusahaan Mobil Konvensional Rugi Besar
   Mari berandai-andai jika mobil listrik laku, maka SPBU akan sepi, produsen dan distributor oli dan spare part akan mati. Negara-negara penghasil minyak akan miskin karena minyak mereka tidak laku. Dan perusahaan-perusahaan otomotif konvensional akan rugi triliunan dolar pada investasi mereka.

   Mungkin sekarang perspektif anda sudah terbuka, kenapa pemberitaan tentang mobil Tuxuci Dahlan Iskan selalu diulang terus menerus di media. Jika Dahlan Iskan berhasil membuat industri mobil listrik nasional,tentu akan menjadi tombak bagi Indonesia untuk memerangi perangkap kapitalisme perusahaan-perusahaan mobil konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar