100 Blog Indonesia Terbaik

Senin, 01 November 2010

Ilyas Karim, Sang Pengibar Bendera Merah Putih

Agustus 1945, saat itu Pak Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng, jakarta pusat. Beliau diundang bersama 50-an teman dari API kerumah Bung Karno. Saat itulah Sudanco Latief menunjuk Pak Ilyas sebagai pengibar bendera untuk proklamasi Republik Indonesia bersama Sudanco Singgih.
Sejak pensiun pada 1979, kehidupan Ilyas tak tentu arah. Puncaknya, pada 1982 ia diusir dari tempat tinggalnya di asrama tentara Siliwangi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. “Saat itu ada sekitar 50 rumah para pejuang Siliwangi dirubuhkan. Tak ada ganti rugi dari pemerintah saat itu,” kenang Ilyas.Beruntung, Kepala Stasiun Kalibata saat itu berbaik hati hingga Ilyas diberi pinjaman sepetak tanah milik PTKA. “Setelah dikasih tempat, saya bangun rumah dengan gotong-royong bersama para pejuang Siliwangi. Hasilnya lumayan, meskipun bangunan gembel,” ujarnya.
Alhasil, sejak 1984 Ilyas dan keluarganya menempati rumah sederhana 70 meter itu, tepatnya di Jl Rawajati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan. Tentu rumah gembel ini tidak layak untuk ukuran pejuang seperti Ilyas yang memiliki 14 anak dan 26 cucu itu. Apalagi lokasinya nyaris berhimpitan dengan jalur rel kereta api. Jarak dari rel ke dinding rumah hanya sekitar 5 meter. “Tiap lima belas menit kereta lewat,” kata Ilyas. Kini, rumah yang sudah ditinggalinya selama 24 tahun itu bakal digusur. Untuk kesekian kali, pejuang yang mendapat gelar kehormatan “Bintang Pejuang Kemerdekaan RI” itu pun kembali was-was. “Saya mau diusir dari sini. Sudah ada surat pemberitahuan dari lurah. Mungkin akhir 2010 ini saya harus sudah hengkang dari sini,” kata Ilyas memelas.Ia belum tahu akan pergi ke mana.
Para Sahabat Suara Rakyat mengulurkan tangan untuk bersama-sama membeli rumah pengganti untuk Pak Ilyas. Jika para pembaca ada yang ingin menyumbang silakan menghubungi Facebook Suara Rakyat.
Semoga Pak Ilyas dan keluarga diberikan ketabahan dan pemerintah untuk peduli terhadap Para Pahlawan.

Sumber: Wikipedia dan Facebook Suara Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar