Saat kita masuk supermarket/pusat belanja mungkin kita tidak sadar, bahwa ternyata kita terjebak dalam permainan psikologis. Kita menjadi semakin nafsu untuk berbelanja. Ada beberapa cara dan penjelasan ilmiah cara supermarket/pusat belanja membodohi pelanggan.
- Kita Bergerak dengan Arah dan Pola yang sudah di Tebak
Supermarket selalu menaruh pintu masuk disebelah kanan, dan percaya atau tidak, begitu manusia baru pertama kali memasuki supermarket, mereka secara naluriah akan berjalan ke kiri, atau Searah jarum jam! Kalau anda berpikir untuk langsung lewat ke tengah atau ke kanan, mereka akan antisipasi dengan menaruh penghalang disitu. Misalnya menaruh keranjang besar penuh barang-barang diskon, beli 1 dapat sekarung. Antrian di depan kasir yang panjang juga akan membuat anda terpaksa bergerak ke kiri. Supermarket memang sudah mengatur tatanan rak dan gang-gangnya dan membuat anda mengikuti "arahan" mereka, bahkan tanpa anda menyadarinya.
Karena sudah tahu anda akan bergerak ke kiri begitu masuk, disitulah mereka menaruh produk-produk dairy seperti roti, susu, produk-produk berumur pendek lainnya, dan bukan yang paling dibutuhkan oleh anda. Setelah anda melihat dan memilih snack, roti, eskrim, dll, mereka sudah memprediksi gerakan anda yang searah jarum jam tadi dengan menaruh produk pelengkap lain seperti susu, soft drink, telur, kue kering, chiki, wafer, coklat dll dibagian belakang. Jadi begitu anda lewat, anda akan "terinspirasi" untuk membeli produk-produk itu.
Penjelasan Ilmiahnya:Supermarket atau pusat perbelaanjaan yang meletakkan jalan masuk/pintu disebelah kanan tokonya, akan lebih sukses daripada yang menaruh nya di sebelah kiri, atau ditengah. Pengaturan ini berdasarkan pada penelitian mengenai pola migrasi binatang yang kemudian menjadi dasar suatu penelitian lain yang membuktikan bahwa manusia lebih suka masuk dan mengelilingi tempat-tempat seperti itu SEARAH JARUM JAM!
Teori ini diduga berhubungan dengan kebiasaan menyetir suatu negara, dinegara yang pejalan kaki nya disebelah kiri dan mobil dikanan (Indonesia contohnya), manusianya juga akan cenderung bergerak searah jarum jam.
2. Mudah tergiur dengan Barang yang Berkilauan
Manusia suka barang-barang mahal, dan barang tersebut biasanya dipoles oleh penjual agar terlihat bersih, bersinar, bercahaya, dan berkilau (misalnya emas, mobil, berlian) dan secara naluri manusia akan berpikir bahwa suatu barang itu mahal kalau barang tersebut terlihat berkilau. Malah ada sebagian orang yang berpikir bahwa motor atau mobil mereka akan lari lebih cepat, kalau sudah dicuci bersih sampai mengkilat, semacam sugesti. Apakah ada mall/supermarket yang di cat hitam/gelap?
Penjelasan Ilmiahnya:Di era 1990-an, ilmuwan mengemukakan teori bahwa ketertarikan manusia pada benda berkilau ada hubungannya dengan nenek moyang kita. Ketika mereka secara perlahan berevolusi, mereka mengembangkan naluri mereka untuk menemukan sumber mata air bersih. Jadi jaman dulu kala, manusia kegirangan kalau melihat sumber mata air bersih berkilau, dan kebiasan itu rupanya juga "berevolusi" seiring berjalannya waktu. Naluri tersebut diwariskan ke generasi berikutnya secara turun temurun, dan bertahan sampai sekarang.
Teori ini bisa di tes, bagi yang punya anak balita umur 1-3 tahun. Anda taruh didepannya 2 jenis piring, yang bersih berkilau dan yang gelap. Lihat piring mana yang akan dipilih oleh anak anda. Itulah naluri warisan nenek moyang kita.
3. Tidak Pandai Berhitung
Lihat barang-barang elektronik yang dipajang digerai-gerai mereka, TV Plasma, Handphone. Kenapa semua tidak ada yang pakai harga bulat dan mudah dipahami ? Kenapa pakai 5,999,000 ketimbang 6 JUTA PAS AJA! kan lebih gampang. Dan dari mana kita tahu bahwa 5,999,000 ato 6 JUTA PAS adalah harga yang cocok untuk barang tersebut ?
Manusia memang lemot dalam berhitung, dan inilah yang dimanfaatkan oleh industri retail. Ada diantara anda semua yang mau menunggu sabar dalam antrian, untuk membayar sepatu yang sedang disale 10%, dan menggesek kartu kredit anda, padahal kalau dihitung, menggeseknya saja sudah kena charge, belum bunga, belum tax, dll..... jadi diskon 10% itu buat apa ?
Penjelasan Ilmiahnya:Coba anda bayangkan 3 buah bola golf, ditaruh berjejer.... sudah ?Sekarang bayangkan 4,258 buah bola golf di taruh berjejer. Membayangkan 3 buah bola golf gampang. Tapi anda tidak akan bisa membayangkan dengan detail bagaimana rupa ketika 4,258 bola golf dijejerkan. Kelemahan otak itulah yang di manfaatkan perusahaan agar anda tidak menghitung belanjaan.
4. Selera Berdasarkan Merk (Brand)
Kesetiaan terhadap suatu merk, akan membuat agan merasa nyaman untuk membeli lagi dan lagi barang dari merk yang sama. Image dari suatu Merk mahal terkenal juga membuat anda merasa lebih prestige memakainya, padahal anda tidak butuh barang tersebut. Suka air minum kemasan? sebagian besar orang memilih merk AQU*, ketimbang merk-merk lain.
Penjelasan Ilmiahnya:Ketika mencoba dan menilai suatu produk, 2 bagian otak anda bekerja. Bagian otak yang merasakan sensasi rasa dan emosi (misalnya rasa manis, pahit, senang dan puas), disebut medial prefrontal cortex. Dan bagian otak yang melakukan pemikiran, mengingat dan mengkategorikan (Merk mana yang menghasilkan barang bagus berkualitas), disebut ventral putamen.
Sayangnya, bagian otak kedua,ventral putamen, seringkali mengalahkan logika dari bagian otak pertama, bisa karena pengalaman pertama, atau bujukan iklan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar